2.3.a.9 Koneksi Antar Materi_ Coaching Oleh Muhamad Umrah, S.Pd., M.Si CGP Angkatan IV asal SMPN 1 Sengkang
Indonesia memiliki tokoh pendidikan terkenal yakni Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan panutan para pendidik di Indonesia. Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan dunia pendidikan saat ini. Pemikiran-pemikirannya menjadi acuan dan dasar pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Menurut beliau bahwa pendidikan adalah proses menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodrat yang dimilikinya agar anak tersebut memperoleh kebahagaian dan keselamatan baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Salah satu proses menuntun tersebut dapat dilakukan dengan cara coaching. Dalam coaching guru berperan sebagai coach yang dapat menuntun peserta didik sebagai coachee dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali segala potensi dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan tujuan menuntun dan mengarahkan untuk mencari solusi.
Materi coaching berhubungan dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Kombinasi antara kedua pembelajaran tersebut dengan dipadukan pada metode coaching dapat membantu guru dengan mudah dalam menuntun murid untuk mencari solusi terbaik dalam masalahnya dan mencapai tujuan yang diinginkan murid.
Salah satu cara untuk meningkatkan potensi dan kemampuan peserta didik adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan amemperhatikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar peserta didik dengan mendesain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.
Selain itu, secara sosial emosional segala potensi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Proses coaching dapat berjalan degan mengoptimalkan ranah sosial emosional sehingga setiap peserta didik mampu menyelesaikan setiap masalah dengan potensi dan kemampuannnya sendiri. Pada akhirnya mereka akan mampu hidup bebas dan merdeka menentukan jalan hidupnya sesuai kekuatan dan potensinya masing-masing.
Keterampilan coaching dapat membantu profesi saya sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. Karena, mengingat kembali filosofi Ki Hajar Dewantara tentang peran utama guru (Pamong/Pedagog), maka memahami pendekatan Coaching menjadi selaras dengan Sistem Among sebagai salah satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk menuntun kekuatan kodrat anak (murid). Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan Coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses Coaching. Sebagai seorang Guru dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau mindset KiHajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara guru dan murid yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Jadi, keterampilan coaching sangat diperlukan untuk guru sebagai roda pendidikan yang berhubungan langsung dengan murid untuk menuntun mereka mencapai tujuannya.
Refleksi terhadap proses coaching di sekolah
• Coaching adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan guru untuk menuntun segala potensi peserta didik untuk hidup sesuai kodratnya yang dimilikinya.
• Coaching menjadikan peserta didik dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya, untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
• Coaching dapat menuntun peserta didik untuk berkesadaran penuh mencapai kemerdekaan belajar.
• Coaching adalah pilihan yang tepat dalam menangani persoalan yang dihadapi. Melalui coaching, coachee akan dilatih untuk menemukan sendiri jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya