- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Disiplin Positif
Melalui disiplin positif maka dapat terwujudkan Budaya positif. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
Posisi Kontrol guru
Ada 5 posisi kontrol yang dimiliki seorang guru antara lain: penghukum, membuat orang lain merasa bersalah, teman, monitor/ pemantau, dan manager. Seorang guru bahkan dalam satu kasus dapat memposisikan diri lebih dari satu posisi control. Namun yang diharapkan pada akhirnya dari 5 posisi control tersebut, seorang guru dapat mencapai posisi Manajer, di mana di posisi inilah guru membantu murid untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.
Kebutuhan Dasar Manusia
Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Jadi seorang guru haruslah bijak dalam menentukan sikap pada murid.
Keyakinan Kelas
Perlunya pembentukan keyakinan kelas karena : a. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. b. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. c. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. d. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. e. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. f. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. g. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Segitiga Restitusi
Restitusi merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen : 1996).
Tujuan dari segitiga restitusi yaitu menyiapkan murid untuk melakukan restitusi diantaranya menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.
- Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.
Sebelum memahami materi ini saya sering menerapkan diri saya dalam posisi control sebagai pembuat merasa bersalah, teman dan pemantau. Setelah mengetahui konsep inti bahwa yang paling ideal adalah dengan berposisi control sebagai manager, secara perlahan namun tidak sering kami mencoba menerapkan sebagai manager, ketika ada siswa bermasalah dengan lebih persuasif menggali informasi serta memberi kesan positif terhadap murid.
Kesepakatan kelas juga kami terapkan ketika Penilaian Akhir Semester, kami menawarkan berbagai kesepakatan dalam ujian demi berjalannya ujian yang tertib dan berkualitas. Peserta ujian dibiasakan tidak selalunya patuh pada peraturan namun secara ikhlas mengedepankan nilai nilai baik pada diri mereka untuk dimunculkan dan diterapkan pada saat ujian.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda? Anda boleh menceritakan situasinya dan posisi Anda saat itu. Restitusi Segitiga Ketika Menghadapi Permasalahan Siswa
Pada posisi : validasi tindakan yang salah/ validate the misbehavior
Contohnya : ketika ada siswa yang datang terlambat
Pertanyaan saya biasanya : mengapa kamu terlambat? Tadi malam tidur jam berapa? Apakah sudah lupa harus masuk sekolah jam berapa? Dll
Padahal saya bisa bertanya : kamu pasti punya alasan mengapa kamu datang
terlambat? - Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini? Merefleksi dan mengevaluasi budaya disiplin yang selama ini saya terapkan, Melakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan disiplin positif yang saya pelajari di modul 1.4 ini dan menciptkan budaya positif yang berpihak pada murid, Dulunya siswa turut pada peraturan yang dibuat di kelas maka hal tersebut kami alihkankan ke keyakinan kelas dengan membuat kesepakatan kelas bersama siswa, Dulunya sebagai guru berposisi sebagai control penghukum, pembuat merasa bersalah maka kami akan berusaha menjadi posisi control sebagai teman, pemantau dan pada akhirnya sebagai Manager
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
Topik modul ini sangat memberikan saya pencerahan tentang bagaimana sebagai seorang guru yang baik dalam memposisikan diri dalam menuntun anak sehingga terbentuklah anak yang berkarakter dan bermoral. Bahwa ada banyak kekeliruan dan hal yang kurang tepat yang selama ini kita lakukan karenanya dengan mengetahui berbagai teori dan konsep mendidik dan menuntun membuat guru dituntut berbuat yang tepat dan positif kepada siswa.
- Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?
Saya mulai menerapkan budaya positif denagn konsep perubahan paradigm stimulus respon menjadi posisi kontrol guru, menerapkan keyakin kelas, bijaksana dalam menyikapi kebutuhan dasar siswa dengan mengarahkan ke pemenuhan secara positif, dan melakukan segitiga restitusi
- Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Menjadi Teladan
Saya harus selalu menagasah kemampuan saya agar mampu menjadi guru yang dapat di teladani baik secara teknis maupun non teknis.
MEMBERI TUNTUNAN
Saya harus lebih bijaksana dalam menghadapi siswa, kemudian memberikan tuntunan bukan tuntutan
MELAKUkAN TERBENTUK PEMBIASAAAN KEYAKINAN
Saya harus melakukan Saya harus meyakini pembiasaaan- kepada diri saya sendiri pembiasaan atas semua bahwa yang saya lakukan hal/ budaya baik yang adalah untuk membentuk sudah berjalan agar keyakinan siswa, bukan menjadi kebiasaan semata untuk lepas dari sehingga terwujud hukuman atau sekedar budaya positif mendapat penghargaan
- Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?Membuat kesepakatan kelas dengan murid dan secara konsisten dalam melaksanakan keyakinan kelas yang sudah dibuat bersama murid. Berkolaborasi dan berdiskusi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, wali murid dalam menentukan kesepakatan Budaya Positif, Semangat dalam menanamkan Budaya Positif ke kelas dan lingkungan sekolah